Kaca:Randa Bengsrat-Roman Sunda.pdf/15

Ti Wikipabukon
Ieu kaca geus diuji baca

dengan seorang wanita yang dandan bersolek, dengan pakaian dan perhiasan mahal, wanita tukang jual beli barang-barang perhiasan. Kemudian Esih ingat, ia tinggal tidak jauh dari tempat mondoknya, bernama Mimi.

 Di Jakarta Esih mondok (menumpang) pada keluarga Ua Umi, janda seorang pensiunan mempunyai anak, jadi guru, bernama Ikah. Dari Ikahlah Esih mendapat banyak pengetahuan tentang pergerakan kaum wanita. Atas usaha Ikah maka Esih mendapat pekerjaan di perusahaan dagang Tionghoa sebagai Jurutulis.

 Randa Bengsrat..... , dua kata itulah yang meruyak dalam benak Esih sepanjang perjalanan dalam beca menuju rumah Ua Umi dan Ikah, tempat mondoknya. ’Pasti mereka menanyakan Udi, tentu mereka kaget’ fikirnya.

 ”Ko sendirian, mana penganten prianya?” tanya Ua Umi.

 ”Bagaimana sudah ke surga? Ko sedang-sedangnya mesra ditinggalkan. Penganten apaan itu!” kata Ikah bergurau.

 Setelah selesai makan, barulah Esih menceritakan kisah dirinya, sampai sekecil-kecilnya. Seminggu kemudian seluruh tetangga tahu, bahwa Esih randa bengsrat.

 Taokeh tempat Esih bekerja naksir, sudah berkali-kali ia mengajak kencan ke Puncak, Katanya untuk menghilangkan lelah, bekas bekerja keras sehari-hari. Tapi Esih tak mau.

 Waktu Esih datang terlambat. Ia melapor apa sebabnya. Taokeh tak marah, malah tersenyum. Taokeh mencoba mendekat, memegang pundak tapi oleh Esih dikibaskan. Akhirnya si Taokeh terang-terangan berkata: bila Esih mau, segala permintaannya akan dipenuhi. Ia belum berani memaksa dengan kasar, tapi berkata supaya Esih mau memikirkan keuntungan bagi dirinya. Tapi sejak itu Esih malah merasa tak betah bekerja di kantor Taokeh.

 Di rumah Esih berdiskusi tentang ‘pergerakan’ dengan Ikah. Mereka berbicara penuh semangat. Tapi akhirnya, di balik teori yang muluk-muluk, sebagai manusia, sebagai wanita yang pernah berumah tangga hingga mempunyai anak satu, Ikah tiba-tiba tersentak dan sedih, memikirkan nasib dirinya ditinggal suami

13