Kaca:Saratus Paribasa Jeung Babasan IV.pdf/12

Ti Wikipabukon
Ieu kaca geus divalidasi

 NEUNDEUN PIHEULEUT NUNDA PICELA (mengajak tidak baik)
 Nyi Narmi sudah lama bersahabat dengan nyi Sarmi. Pada suatu hari nyi Sarmi ingin meminjam selendang kepada Narwi, katanya, ”Narwi, pinjamilah aku selendangmu, sebab aku mau ke warung.”
 Narwi,” Baiklah, tuh yang tua!”
 Sarmi, ”Masa yang tua, itu saja selendang Yogya!”
 Narwi, “Jangan, nanti kena kotor, lagipula baru kupakai satu kali.”
 Sarmi bersikeras ingin meminjam selendang Yogya juga. Karena didesak oleh sahabatnya, akhirnya Narwi mengalah. Katanya, ”Baiklah, tapi awas, jangan sampai kotor!”
 Sarmi terus pergi ke warung. Ketika pulang, selendang di kembalikannya. Ketika diamat-amati oleh si empunya, ujungnya sobek sedikit.
 Narwi sangat marah, lalu mendapatkan nyi Sarmi di rumahnya. Katanya, ”Sarmi, mengapa engkau tidak sesayang aku kepada selendangku?”
 Jawab Sarmi, ”Memang mengapa?”
 Narwi,” Bagian tengahnya kena minyak, dan ujungnya pun sobek,”
 Sarmi, ”Wah, bisa jadi sebelum kupinjam juga sudah begitu. Tuduhanmu membuatku sakit hati; beginilah nasib orang tak punya. Nah, Narwi, sampai di sini saja persahabatan kita!”
 Narwi, ”Hai, mengapa demikian? Kau rupanya neundeun piheuleut nunda picela. Kalau itu kemauanmu, baiklah! Bersahabat juga cuma merugikan.” Lalu ia pergi sambil bersungut-sungut.
 NGABEUNGEUTAN (mula-mula baik kemudian jelek, atau, mula-mula rajin kemudian malas).

 Si Sarsih bekerja sebagai pembantu nyi Eres. Ketika baru da-

x