Kaca:Saratus Paribasa Jeung Babasan IV.pdf/13

Ti Wikipabukon
Ieu kaca geus divalidasi

tang, kerjanya baik sekali. Mencuci wadah cermat dan bersih, kemudian diseka. Serambi rumah selalu rapi. Barang-barang yang letaknya kurang beres, lekas dibersihkan dan ditaruh di tempat yang pantas. Tapi kerjanya yang baik itu cuma dua tiga hari saja. Pada hari yang keempat, ia mulai ceroboh. Mencuci wadah tak bersih lagi, rumah kotor dan ia suka duduk duduk sambil melamun.
 Oleh karena itu kerjanya pada nyi Eres tidak lama, kemudian berpindah ke nyi Sarem, lalu ke Ambu Damen, tapi selalu tak pernah lama.
 Pada suatu waktu, bi Minas, berkata kepada nyi Sarem, ”Sarem, tempo hari kau punya pembantu yang bernama si Sarsih. Sekarang buat bibi saja, sebab aku tak punya pembantu.”
 Jawab Sarem, ”Percuma saja, bibi, orang itu suka ngabeungeutan. Mula-mula kerjanya baik, tapi lama kelamaan buruk. Tanyakan saja kepada nyi Eres dan Ambu Damen.”
 CARA BADAK CIHEA (tak pernah mau menyapa, atau mau berkunjung).
 Nini Dampit pergi ke pasar untuk membeli benang tenun. Di jalan ia berpapasan dengan saudara sepupunya, namanya Ambu Neon. Nini Dampit heran, sebab ketika bertemu, Ambu Neon membelok dan tak mau menyapa. Bahkan ditanya oleh Nini Dampit pun, ia tak menjawab, terus berjalan saja.
 Sesampai di rumah, Nini Dampit berkata kepada suaminya, "Aki, aku heran melihat tingkah laku Ambu Neon. Disapa olehku tak menyahut, apalagi mau bertanya. Ia cuma melirik kepadaku, mengapa begitu?”
 Aki, ”Ah, jangan heran-heran, memang sifatnya tak acuh; kepada kaum kerabat pun ia cara badak Cihea saja.”
 CIRI SABUMI CARA SADESA (adat berbeda-beda)

 Arsa berkata kepada Oto, ”Oto, aku heran melihat orang sini."

xi