Lompat ke isi

Kaca:Wawacan Jayalalana.djvu/22

Ti Wikipabukon
Ieu kaca geus divalidasi

13

 Akan tetapi, walaupun dijaga siang malam mereka kecolongan juga. Suatu hari ketika usia kandungan Putri Wulansari genap 7 bulan, tiba-tiba ia menjadi gelisah dan menangis tiada henti. Ternyata jin bernama Jin Suruluk lelah masuk dan mengganggu bayi yang dikandungnya. Rupa jabang bayi yang semula tampan menjadi jelek diliputi setan.
 Raja sangat bingung, semua orang pintar dikerahkan untuk menyembuh-kan tuan putri. Untunglah berkat kesigapan mereka tuan putri dapat tertolong. Semenjak itu kewaspadaan lebih ditingkatkan lagi. Siang malam mereka menjaga kedua tuan putrinya.
 Ketika usia kehamilan telah tua Putri Sariratna melahirkan seorang bayi laki-laki dengan selamat. Dan tak lama kemudian Putri Wulansari pun menyusul, sama melahirkan seorang bayi laki-laki. Bayi Putri Sariratna diberi nama Jayabrahma dan bayi Putri Wulansari diberi nama Jayalalana. Akan tetapi wajah kedua bayi itu berbeda sekali. Jayabrahma mempunyai rupa yang tampan, sedangkan Jayalalana buruk sekali seperti rupa raksasa.
 Hati Raja sangat sedih dan kecewa mengingat rupa anaknya dari Wulansari. Schingga dalam sikap sehari-hari pun Raja kepada anak-anaknya sangat berbeda. Raja sangat sayang kepada Jaya-brahma, sedangkan kepada Jayalalana sangat benci. Ia tak pernah menegur bahkan menengok pun ia tak mau.
 Dalam kehidupan sehari-hari pun ketika sedang bermain dengan Jayabrahma, Jayalalana selalu mendapat ejekan dari orang lain. Orang-orang takut kepadanya, tidak peduli ia anak seorang raja.
 Suatu saat dikisahkan Jin Suruluk sedang berkumpul dengan keluarganya, Liba-tiba hatınya menjadi sedth dan langsung ingat kepada jabang bayi yang ditenungnya dulu. Ja sekali melibat bagaimana keadaan anak itu sekarang. Maka terbanglah ia ke Negeri Cempala dengan mengubah dirinya menjadi burung nori.
 Burung nori terbang dan hinggap di tempat musyawarah kerajaan. Kebetulan pada saat itu orang-orang sedang berkumpul. Mereka mencoba menangkap burung itu, yang tampaknya sangat jinak, tapi ternyata jinak-jinak merpati. Burung itu susah sekali ditangkapnya, sehingga patih turun tangan. Dengan sigap ia menangkap burung itu, ternyata ia berhasil.