Lompat ke isi

Kaca:Wawacan Jayalalana.djvu/24

Ti Wikipabukon
Ieu kaca geus divalidasi

15

 Di sana terdapat pohon kiara besar yang ditengahnya berlubang besar pula. Di bawahnya terdapat batu pipih yang besar, bersih, dan licin. Halaman sekitarnya pun bersih, terpelihara dengan baik. Oleh karena tempatnya membuat betah, Jayalalana bermaksud tinggal di sana.
 Dikisahkan di Negeri Cempala, Raja memerintahkan tujuh menteri yang berani untuk mengejar Jayalalana. Dalam pertengahan perjalanan mereka bertemu dengan orang-orang yang pernah memergoki Jayalalana. Akan tetapi dicari ke dalam hutan pun tetap tidak ditemukan.
 Bersamaan dengan itu di Negara Tunjung Biru, penghuni istana sedang sibuk-sibuknya karena kehilangan jejak buronan bernama Andayasura, yaitu menteri yang telah mempermainkan istri patih.
 Andayasura lari ke dalam hutan dan di sana ia bertemu dengan Jayalalana. Keduanya sama-sama kaget, karena masing-masing mengira bertemu dengan orang yang mencarinya. Andayasura terus lari hingga sampai di puncak gunung dan bertemu dengan tujuh menteri. Dari ceritera Andayasuralah tujuh menteri itu mengetahui tempat tinggal Jayalalana.
 Kelika Jayalalana sedang mandi di sungai kemudian berganti pakaian di dekat pohon kiara tujuh menteri yang mengintip dari tadi mulai menyergapnya Jayalalana menjerit dan berlari menghindar sergapan mereka. Tujub menteri tidak putus asa, mereka terus mengejar Jayalalana.
 Sementara itu dikisahkan di puncak gunung terdapat seorang pertapa, yang ternyata adalah kakek Jayalalana, ia sudah mengetahui keadaan Jayalalana yang sedang dikejar-kejar tujuh menteri. Oleh karena itu ia memanggil buaya putih dengan menepuk permukaan air sungai. Ia menitipkan cucunya kepada buaya putih dan memberitahu bahwa sekarang cucunya sedang dalam bahaya Buaya putih pun pergi menyusuri sungai.
 Bersamaan dengan itu Jayalalana yang diburu terjebak di pinggir sungai. Oleh karena tiada pilihan lain, akhirnya ia melompat ke dalam air. Akan tetapi tak lama kemudian ia langsung ditelan buaya putih. Jayalalana menangis dan memohon untuk tidak lama-lama, segera saja ditelan. Buaya putih kemudian berkata bahwa ia sebenarnya adalah