Kaca:Wawacan Jayalalana.djvu/257

Ti Wikipabukon
Ieu kaca geus divalidasi
249
 
  1. Surat untuk raja negara Tunjungbang, kami mendengar bahwa Agan Puteri sudah kawin, dikawin oleh orang gunung, mengapa ingkar janji, puteri sudah dilamar, Ratu tidak memenuhi kewajiban, oleh karena itu kami sudah siap untuk memeranginya.
  2. Raja sepuh marah, den putera disuruh datang menghadap, lalu berkata raja sepuh, suaranya pelan dan penuh wibawa, ada surat Agus, supaya dibaca, surat dibaca oleh Den Raspati, lalu tertawa enak sekali.
  3. Ayahanda jangan berkecil hati, hidup mati ananda yang menghadapi, biarpun ratu yang terkenal, sakti dalam perang, ananda tak gentar, karena sifat manusia, tidak ada yang lebih, harus percaya pada kadar, tulisan dari Ajali, hanya Allah yang berkuasa.
  4. Sekarang bagaimana saya, mau dilawan biarpun sakti, ingin mencoba ratu jago, yang merasa dirinya berkuasa, dan sakti, Ratu yang gagah perkasa, pasti dihadapinya.

Pupuh Magatru

  1. Ratu Tua waktu itu lalu menulis, membalas ke negeri Angun, sudah selesai lalu diberikan, utusan pulang lagi, di jalan tidak diceritakan.
  2. Diceritakan ke negara Angun sudah sampai, bersembah pada raja sambil memberikan surat, oleh Raja Angun diterima, menjawab yang menantang perang, besok sore mau ditunggu.
  3. Balasan surat sudah ditutup, marah sekali, muka merah membara, gigi berbunyi, pada prajurit marah-marah.
  4. Mari kawan sekarang kita menyerang, keluarkan semua prajurit, kalau belum hancur, negaranya rusak dan hancurkan, menantunya harus mati.