Ieu kaca geus divalidasi
250
- Prajurit Raja Angun-Angun keluar, prajurit beribu-ribu, bagaikan kabut berduyun-duyun seperti silaru tumbuh, sambil sorak-sorai.
- Sudah sampai para jasa ratus, ke pinggir negeri Tunjungbang, tiap kampung dihancurkan, rumah-rumah dirusak, bertemu domba dipotong.
- Orang kampung semua pada kabur, berlarian ke dalam negeri, perempuan laki-laki lari berbondong-bondong menggendong anak kecil, ting darengeh ting galero.
- Biar harta benda habis, tak sayang pada emas rispis, supaya badan dan sanak keluarga selamat, jangan sampai mati dibunuh.
- Kakek-kakek dan nenek-nenek pada lari, keinjak oleh para prajurit, perkampungan borak-barik, dirusak oleh yang merampok.
- Raden pati melapor tergesa-gesa, memberitahukan pinggiran negeri, duh gusti musuh sudah sampai, rakyat semua ruksak, Prabu Anom hanya tersenyum.
- Kita harus siap-siap dengan cepat, kumpulkan semua prajurit, dengan. peralatan yang cukup, dan harus dipilih, yang berani dan kuat.
- Seandainya wadiya balad sudah berkumpul, periksa siapa yang berani, suka rela berkorban, kalau tidak berani, suka rela berkorban, kalau tidak berani suruh pulang, jangan dipaksa untuk apa.
- Lalu Den Patih pergi ke alun-alun, menabuh benda amat keras, suaranya bergemuruh, sudah siap prajurit dengan perabot-perabotnya.
- Membawa gobang, kuli tumbak dengan limpung di alun-alun sudah penuh, Den patih lalu berkata, ke semua prajurit, siapa