Lompat ke isi

Kaca:Wawacan Jayalalana.djvu/285

Ti Wikipabukon
Ieu kaca geus divalidasi

277

Pupuh Mijil

977. Dibawa oleh setan Jayaraspati, amat gembira, sudah saatnya kamu sekarang, kami mau membalas dendam, dahulu karena diusir, sekarang mau membayar.

978. Prabu Anom tetap tidur, oleh setan dibawa, ke angkasa, di mega sumuripit, setan yang suka jail.

979. Lalu setan turun, sesudah jauh, di tengah hutan yang belum terjamah manusia, Raden yang sedang tidur disimpan, tapi tidak bangun, tidur di hutan kayu, setan lalu pergi.

980. Waktu pagi-pagi Raden bangun, mengusap muka bengong, hatinya kaget, perasaan mimpi, hatinya tetap bingung.

981. Dalam hati Raden berkata, sambil mengusap mata, eh mengapa kami ini ada di tengah hutan kayu, siapa yang mempunyai pekerjaan jahil dalam hatinya nafsu.

982. Hatinya tetap bingung, memikirkan kejadian, lalu berdiri menghadap ke Utara, Raden tidak berpakaian satu helai pun.

983. Tidak lama kemudian ada yang datang, kakek-kakek sudah bungkuk, yaitu eyangnya, datangnya tidak kelihatan, Raden Anom nyembah takdim, keapda eyang bersujud.

984. Sang pendeta berkata seperti yang sayang, mengapa Raden ada di tengah hutan, Raden menjawab menangis, aduh eyang ini saya tidak mengerti.

985. Kalau Raden belum tahu, kakek mau memberi tahu, ini yang khianat, setan yang biasa suka jahil dahulu menyurup ke puteri, di negeri Tunjung.

986. Maksudnya sekarang membalas pati, Raden Putera menjawab, aduh eyang saya ini, barangkali diizinkan, sekarang mau dikejar.