Kaca:Wawacan Jayalalana.djvu/289

Ti Wikipabukon
Ieu kaca geus divalidasi

281

1012. Maha raja tak sadarkan diri, mendengar ahli nujum, cepat berkata kepada patih, dipatih sekarang, siapkan semua serdadu, aturlah semua balad, jangan ada yang tertinggal.

1013. Sediakan tombak dan pedang, serta meriam kalantaka bedil cuplis, jangan telat serdadu, harus jaga setiap hari, sudah keluar semua sangatlah gemuruh, serdadu pada pergi, begitu pula penggawa menteri.

1014. Dikisahkan dua raksasa, bernama Buta Renas dan Buta Renis, ketika itu turun dari akan mencuri putri, gemuruh jalannya menggelegar seperti gugur, kayu yang dilewatinya para roboh, batu cadas pada terguling.

1015. Jaraknya ke negeri tersebut, kurang lebih sebulan, bila berjalan kaki, ketika itu raksasa sudah datang, tiga hari sudah sampai ke tepi kampung, yang berjaga sangat kaget, terkejut lalu lari tunggang langgang.

1016. Raksasa berjalan menuju negeri, sudah terlihat oleh penjaga dari negeri, meriam dibunyikan, peluru tak ada yang mempan, daripada mempan malah menjadi lebar seperti niru, penjaga pada berlari, bedilnya ditinggalkan lalu sembunyi.

1017. Sebagian yang terkejut, terus berdiri tak berkedip matanya melotot, sebagian lagi memegang kepala, oleh raksasa itu ditangkapi, lalu dimakan oleh raksasa, seorangpun tak ada yang kuat, dikisahkan Raden Patih.

1018. Menghampiri ke dua raksasa, lalu mencabut keris, raksasa dijotos, oleh keris tetapi tidak mempan, Raden Patih diburu oleh kedua raksasa, dan ditangkap dengan mudahnya, dicabik-cabik lalu mati.

1019. Badannya hancur, Raden Patih mati seketika, raksasa menuju ke kota, di istanan sepi, dijalan pun tak ada seorangpun yang ada, semua tak ada yang keluar, mengunci diri di rumah.