Kaca:Wawacan Jayalalana.djvu/328

Ti Wikipabukon
Ieu kaca geus divalidasi

321

yang cantik, bukan begitu maksudnya, sebaliknya kakak, orang gunung, dan orang cacah serta hina.
Orang hina ditambah miskin, apa yang mau dilihatnya, dipandang tampan tak tampan, hanya begini keadaannya, pada agan bukan pasangannya, oleh sebab itu kakak diam agan tidak mau bersuami.

4. Orang-orang yang tak pantas didekati:
 WJ juga menggambarkan secara jelas sosok orang-orang yang tak pantas didekati, dan menjadi cermin bagi seseorang untuk mengontrol perilaku dalam kehidupannya. Mereka itu antara lain:
a. Orang yang suka berkata kasar,
b. Orang yang suka membicarakan kejelekan orang lain, dan
c. Orang yang selalu menganggap dirinya paling baik.
 Keadaan ini digambarkan dalam naskah wawacan Jayalana pada pupuh Dangdanggula bait 45 yang bunyi:

.... Den Brahma, unjukan dibarung nangis, ama abdi teu suka, gaduh dulur si Lalana jurig, jalmi-jalmi ka abdi moyokan, di pasar guguyon rame, abdi isin kalangkung, najan kasep duluma jurig, mani teu dihargaan, najan terah ratu....

Artinya :

.... Den Brahma, mengadu diselingi tangisan, ayah saya tidak suka mempunyai saudara si Lalana hantu, orang-orang kepada saya mengejek, di pasar ramai bahan guyonan, saya sangat malu, walaupun tampan saudaranya hantu, seakan tidak dihargai walaupun turunan ratu....

 Selanjutnya dalam WJ digambarkan sikap seorang ayah sebagai pimpinan keluarga, sekaligus seorang raja sebagai pemimpin rakyat. Namun karena napsu amarah ia kehilangan kontrol, lupa siapa diri sebenarnya, yang kemudian mendapat teguran dari bawahannya, seperti kutipan di bawah ini.