Kaca:Wawacan Jayalalana.djvu/329

Ti Wikipabukon
Ieu kaca geus divalidasi

322

Kaceluk ratu pinunjul, koncara adil linuwih, naha ayeuna bet nista, bade meuncit murangkalih, isin temen ku sadaya, mangga gusti geura galih.
Gampil kajurung ku napsu, komo ieu putra gustim najan awon puguh putra, pilari hukum nu adil, ulah waka samagaha....
(Kinanti bait 107-108).

Artinya:

Dikenal ratu yang unggul, terkenal adil bijaksana, kenapa sekarang jadi nista, hendak memotong leher anak kecil, malu sekali oleh semua, silakan raja pikirkan.

Mudah terdorong oleh nafsu, apalagi ini putra raja, walaupun jelek tapi tetap putera raja, carilah hukum yang adil, jangan sembarang....

 Pupuh Dangdanggula di atas mengulas masalah kerukunan antar anggota masyarakat dan keluarga, juga menggambarkan sikap tanggung jawab yang harus dimiliki seorang pimpinan terhadap bawahan (anak). Tanggung jawab tersebut meliputi aspek lahiriah dan batiniah individu. Setiap perpecahan dalam keluarga dan masyarakat akan berakibat keruntuhan serta kemerosotan pergaulan sosial. Sebaliknya, hidup berdampingan dengan rukun dan damai akan menjadikan pemerintahan serta keluarga bertambah kuat karena dukungan semua pihak.

5. Orang baik harus berbakti kepada :
a. Ibu dan bapak
B. Negara dan Bangsa
C. Guru, dan
D. Tuhan
 Ajaran moralitas Sunda berkenan dengan kesetiaan yang terungkap dalam Siksa Kandang Karesian (Atja dan Danasasmita, 1970) yang berbunyi sebagai berikut: